W hat am I going to do?
But I can’t do anything
Tak punya taring, tak punya cakar loh kok takut?
Cantik dan anggun, lemah gemulai loh kok takut?
Kalo nyerocos, kalo ngedumel aku takut
Kalo cemberut, diam membisu juga takut
Susis wo wo wo susis,
Suami sieun (takut) istri
Demikian cuplikan lagu Susis (Suami Sieun Istri) , single yang dinyanyikan Entis Sutisna (34) alias Sule .
Pria kelahiran Ciamis ini menyanyikan lagu ciptaan Dose Hudaya itu dengan gayanya yang kocak. Syairnya yang terbilang sederhana, membuatnya mudah diterima pendengar. Tak heran jika lagu ini disukai, mulai dari kalangan bocah hingga orangtua.
Sukses ini sekaligus juga melengkapi profesi Sule sebagai penyanyi, yang sebelumnya dikenal sebagai komedian yang sukses lewat Opera Van Java (OVJ). Pria berambut gondrong pirang ini mengaku lagu Susis kini booming . “Alhamdulillah lagu itu sedang disukai. Istilah sieun yang terkandung dalam kata Susis, dalam Bahasa Sunda artinya takut, dijadikan orang sebagai anekdot ledekan. ‘Ah, susis kamu’,” ujar Sule yang ditemui di sela-sela syuting OVJ.
Menurut ayah 3 anak ini, ide lagu itu berawal dari ledekan sesama personel OVJ seperti Parto maupun Azis yang sering kali meledek dirinya sebagai pria takut istri. “Sebenarnya saya tidak merasa terganggu. Bagi saya enggak masalah. Dari situ malah timbul ide untuk dibuatkan lagu oleh Pak Dose Hudaya.”
Oleh Dose Hudaya (55), lagu itu diciptakan dalam bahasa Sunda. “Setelah saya pikir lagi, kalau lirik lagu itu bisa diubah lagi ke dalam Bahasa Indonesia, kenapa tidak sekalian dibuat versi Indonesia? Pak Dose setuju, lalu membuat versi Bahasa Indonesia-nya. Tentu saja dengan sedikit perubahan pada lirik. Makanya, saat ini, lagu Susis dibuat dua versi, yaitu versi Sunda yang kini populer di Jawa barat, dan versi Indonesia yang beredar secara nasional,” ulas Sule yang menikahi Lina (33) pada 1997 ini.
Benar-benar Takut
Lantas di kehidupan nyata, apakah Sule benar-benar takut kepada istrinya? “Saya memang takut kepada istri, tetapi dalam arti yang positif. Misalnya takut mengecewakan istri, takut istri menderita, atau takut menduakan istri yang konotasinya sayang. Saya pikir lebih tepat Susis itu diartikan ‘suami sayang istri’,” jelas Sule.
Sule menduga, ketika Susis diartikan sebagai Suami Sayang Istri, lagu itu malah jadi disukai para ibu. “Saya merasa bersyukur, lagu itu menjadi inspirasi bagi ibu-ibu. Alhamdulillah,” kata Sule sambil menambahkan, dirinya tidak merasa kesulitan dalam mempromosikan lagunya.
Sule bahkan membuat album Susis saat sedang sibuk-sibuknya. “Makanya saya take vocal setiap Minggu, jadi Sabtu bisa pulang ke Bandung. Sekali pertemuan, harus selesai 2-3 kali lagu.” Akhirnya, albumnya selesai dalam empat kali pertemuan.
Keinginan Sule untuk membuat album semakin kuat karena Dose Hidayat yang menjadi produsernya bekerja secara profesional. “Dia royal, baik dan enggak ribet. Kami saling menghargai dan selalu transparan. Kami merasa memiliki kontak batin, makanya saya langsung menerima kerja sama dengannya.”
Merasa memiliki saling percaya, Sule pun memikirkan strategi pemasaran. Kebetulan saya diizinkan untuk melakukan promo dengan memanfaatkan kemunculan di TV. “Boleh dibilang Trans 7 baik sekali, saya diizinkan memasukkan promo lagu saya dalam lawakan, selama tidak keluar dari jalur cerita. Saya tidak perlu bayar apa-apa ke mereka. Inilah manfaat silaturahmi karena saya berada di Trans 7 tidak hanya untuk kerja saja.”
Begitu juga dengan keikutsertaan rekan-rekannya sesama personel OVJ dalam videoklip Susis . “Teman-teman dengan sukarela membantu saya. Tentu saja suatu waktu kalau teman-teman itu minta bantuan saya, maka saya akan membantu mereka dengan sepenuh hati juga,” ujar Sule. Strategi yang dilakukan Sule terbukti berhasil. Tawaran untuk bernyanyi pun mulai berdatangan.
Dua Profesi Sekaligus
Meski Susis telah meraup sukses, Sule membantah bahwa dirinya aji mumpung. “Tergantung dari mana orang melihatnya. Saya tidak bisa menyalahkan karena mungkin orang belum mengenal saya,” ujarnya merendah.
Sule memang piawai menyanyi. Itu ia buktikan ketika mengikuti ajang Super Star , sebuah acara reality show olah vokal yang ditayangkan Indosiar beberapa waktu lalu. Penampilan Sule bersama tandemnya yang juga supir pribadinya, Jaja, di acara itu membuat mata masyarakat terbuka bahwa suara Sule ternyata enak didengar.
Rupanya, Sule memang sudah akrab dengan dunia tarik suara sejak masih duduk di bangku kelas III SD. “Pada umur lima tahun, saya memang suka nari dan nyanyi di panggung 17 Agustus-an,” ungkap Sule.
Kiprah Sule di pentas musik tidak sekadar hobi. Ia telah menata diri secara profesional saat merintis grup D’Recoxs tahun 2002. Mereka sempat melahirkan sebuah album pop Sunda. “Sejak kecil saya ingin menjadi penyanyi dan mengidolakan Pak Haji Rhoma Irama. Di foto beliau saya tempelin foto saya lalu saya sebarkan di sekolah,” kenang alumnus SMKI Jurusan Karawitan ini sambil tertawa.
Lantaran itu pula, Dose Hudaya sang pencipta lagu, tak ragu menggandeng Sule untuk ikut terlibat dalam album kompilasi Sunda yang dibidaninya, bertajuk Bentang-Bentang . “Waktu pertama kali diminta Pak Dose mengisi album kompilasi, saya langsung menyanggupi. Padahal ketika itu, tawaran bikin album juga berdatangan. Tapi karena saya melihat sosok Pak Dose, maka saya mengiyakan,” kenang Sule.
Lalu, bagaimana soal honor? “Waktu itu Pak Dose cuma memjawab, tidak besar, karena tujuannya untuk melestarikan pop Sunda, bukan untuk cari keuntungan. Mendengar itu, saya langsung jawab, siap! Pokoknya bisa disebut kontrak batin.”
Setelah terjadi kesepakatan, Sule pun diberi sebuah lagu bertajuk Sinyal Cinta . Kini, selain sebagai komedian, Sule juga dikenal sebagai penyanyi. Yang mana yang didahulukan? “Saya sering diundang untuk melawak, tapi mereka meminta saya juga untuk menyanyi. Oleh sebab itu, saya memilih terserah masyarakat menyebutnya apa. Selama saya masih disukai, saya akan menjalani kedua profesi itu sekaligus.”
Lagu Yel-yel
Senada dengan Sule, Dose Hudaya mengatakan, ide membuat lagu Susis berasal dari Sule. “Dia cerita, dirinya sering diledek sesama personel OVJ seperti Azis dan Parto dengan sebutan lelaki takut istri. Memang benar, Sule memang takut sama istrinya. Saya sudah melihatnya sendiri. Ha ha ha,” ujar Dose.
Dose sendiri, mengaku tidak merasa kesulitan memenuhi permintaan Sule. “Begitu mendengar ceritanya, saya lalu menghubungkannya dengan kondisi masyarakat pada umumnya. Saya pikir, bukan cuma Sule yang takut istri. Banyak lelaki yang takut sama istrinya, enggak peduli profesinya. Mau preman, sopir, pejabat, bahkan teroris sekalipun, tetap sieun atau takut sama istri-istrinya.”
Dengan rasa bangga, Dose pun mengaku lagu ciptaannya itu s memang telah memasyarakat. “Saat Lebaran tempo hari, lagu itu dipakai orang sebagai selingan, saat sahur maupun takbiran. Lagu itu juga digunakan oleh Aremania (fans klub sepakbola Arema Malang, Red .) sebagai yel-yel.”
Sukses RBT pun sudah di depan mata. Sukses Susis , menurut Dose, terkait dengan vokal yang dimiliki Sule yang terbilang istimewa. “Biasanya penyanyi langsung ketahuan jenis vokalnya melalui 1-2 lagu saja. Berbeda dengan Sule. Semua jenis lagu, rock, pop, dangdut, reggae, jazz, dia lahap semua,“ ungkap Dose yang mencipta lagu Susis hanya dalam waktu 15 menit saja. “Begitu dia selesai cerita soal ledekan temannya, saya sudah bisa menemukan liriknya.”
Soal kerja sama dengan Sule, diakui Dose tidak sulit. “Sule orangnya enak diajak kerja sama. Kami saling transparan dan saling percaya. Urusan menyanyi, kami kerjakan berdua,” ujar Dose yang baru-baru ini bersama Sule juga menggarap video klip untuk lagu lain berjudul Bola Salju di Bali . Apakah akan kembali menjadi hit ?
Sumber: Nova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar